Cinta Pertamaku
Cinta pertama, bagi sebagian orang, adalah kenangan yang sulit dilupakan, seperti sebuah kisah yang tertulis di dalam hati dan tak mudah terhapus oleh waktu. Ceritaku dimulai di sebuah kelas yang sederhana, di sekolah menengah pertama, ketika aku pertama kali bertemu dengannya.
Dia duduk di depan kelas, dengan rambut hitam panjang yang selalu diikat dengan pita biru. Ada sesuatu yang berbeda darinya, sebuah aura yang membuatku tertarik tanpa alasan yang jelas. Namanya adalah Aria. Sejak hari pertama, aku sudah merasakan getaran aneh saat melihat senyumannya. Dia bukanlah orang yang populer, tetapi ada sesuatu dalam caranya berbicara, cara dia mendengarkan, yang membuat semua orang merasa nyaman.
Awalnya, aku hanya memandangnya dari jauh. Kami tidak pernah berbicara banyak, hanya sekadar menyapa jika bertemu di lorong. Namun, entah bagaimana, satu momen kecil membuat segalanya berubah. Saat itu, ada tugas kelompok yang mengharuskan kami untuk bekerja bersama. Aku merasa gugup karena harus bekerja dengan Aria, tetapi juga senang karena akhirnya aku bisa lebih dekat dengannya.
Hari-hari berlalu, dan aku mulai mengenalnya lebih baik. Ternyata, dia sangat cerdas dan penyayang. Kami berbagi banyak hal, dari hobi membaca hingga impian tentang masa depan. Aku merasa seperti menemukan teman sejati, seseorang yang bisa memahami aku tanpa kata-kata. Ternyata, cinta pertama bukanlah tentang bunga, cokelat, atau kata-kata indah, melainkan tentang perasaan yang tumbuh secara perlahan, tanpa dipaksa.
Suatu sore, setelah kami menyelesaikan tugas kelompok, kami berjalan bersama pulang. Di tengah perjalanan, Aria berhenti dan menatapku dengan senyum manis. “Kamu tahu, aku senang kita bisa bekerja bersama,” katanya. Dadaku berdebar, dan aku hanya bisa tersenyum, mencoba menyembunyikan perasaan yang semakin besar di dalam hati.
Saat itu, aku sadar, perasaan ini bukan hanya sekadar kekaguman atau persahabatan. Ini adalah cinta pertama yang tulus, meskipun aku tidak tahu apakah dia merasakannya juga. Kami tidak pernah mengungkapkan perasaan kami secara langsung, tetapi aku tahu, entah bagaimana, kami berdua merasakannya.
Waktu terus berjalan, dan meskipun kami berpisah setelah lulus, kenangan tentang cinta pertama ini tetap hidup dalam hati. Cinta pertama selalu mengajarkan kita tentang kejujuran, tentang bagaimana merasakan kebahagiaan meski hanya dengan berada di dekat orang yang kita sukai. Meskipun cinta itu tidak berlanjut seperti yang aku harapkan, aku tetap berterima kasih pada Aria karena dia adalah awal dari segala perasaan indah yang aku rasakan dalam hidupku.
Cinta pertama adalah kenangan yang akan selalu membawa senyum, meskipun hanya di dalam hati.
Comments
Post a Comment